Minggu, 09 Oktober 2011

NASKAH DRAMA

TUGAS BAHASA INDONESIA

XII IPA 6 SMANESA TRENGGALEK 2008-2011

 Penokohan Drama
• Lina : Hidayatul Awwalin (07)
• Bu Guru : Khoirun Nikmah (10)
• Deni : Najib Fatoni (21)
• Diana : Puri Dayu Santika (24)
• Indra : Rendra Handy Abdillah (25)
• Ira : Wida Agus Zelfiano (35)


 Naskah Drama

Maafkan Aku Teman

Cerita ini mengisahkan tentang tiga orang sahabat yang duduk di bangku SMA. Mereka adalah Ira, Lina dan Diana. Tepat pukul 13.15 bel pulang sekolah berbunyi. Tet….tet….tet…. Mereka segera mengemasi buku dan berjalan menuju halte bus sambil menenteng snack.
Lina : “ Hari ini panas banget ya? Aku haus dan ingin beli es.”
Tiba-tiba Indra datang….
Indra : “Hai semua,bagi-bagi dong!” (sambil menyerobot snack yang ada di tangan Ira, Lina dan Diana)
Diana : “Iin, jangan merebut punya kita dong. Kamu nggak bisa beli sendiri?”
Ira : “Iya nih, apa enggak ada kerjaan selain mengganggu aku?”
Indra : “Biarin, nanti enggak kukasih ini lho?” (sambil memamerkan teh gelas dingin yang dibawanya)
Lina & Diana : “Aku juga mau.”(bersamaan)
Indra : “Sayangnya aku hanya bawa satu gelas, jadi bingung mau milih siapa?” (sembari cengengesan menggoda)
Lina : “Cepetan dong, kita semua juga haus.”
Indra : “Ehm….aku memilih….aku memilih Ira yang cantik saja.” (sambil menyodorkan segelas teh itu)
Ira : “Terimakasih, besok ku bayar deh,”
Diana : “ Chie-chie, jadi Ira yang jadi putri mounteanya Iin.”
Lina : “Iya nih, kapan mau jadian dan menikah?”
Ira : “Apaan sih, kita kan masih SMA.”
Indra : “Daripada diledekin terus aku pulang dulu ya? Dada semua….”

Guyonan itu berlalu begitu saja seiring Indra pergi menjauh. Dan sekarang perhatian berpindah pada seorang cowok misterius yang tiba-tiba datang dengan mengendarai motor.
Deni : “Hai cewek.”
Lina : “Siapa sih dia? Sok kenal banget.”
Diana : “Aku juga enggak kenal. Mungkin kamu kenal Ir?”
Ira : “Kamu siapa?”
Deni : “Hai Ira, baru pulang sekolah ya? Kok jalan kaki saja, enggak bawa sepeda ya? Aku siap antarin kamu.”
Ira : “Maaf, kamu siapa ya? Kita belum pernah kenal kan, darimana kamu tahu namaku?
Deni : “Kamu tidak perlu tahu darimana aku tahu namamu, kenalin namaku Deni.”

Percakapan mereka semakin serius sampai Irapun lupa akan keberadaan kedua sahabatnya.
Ira : “Eh Den, kamu tahu nggak dua temenku tadi? Kok sudah nggak ada. Tadi kan mereka di belakang kita.”
Deni : “Mungkin juga sudah pulang dan ninggalin kamu, udah jangan dipikirin. Ayo kuantar pulang daripada kamu jalan kaki.”
Ira : “Nggak usah ah, kita kan baru kenal masak sudah ngrepotin?”
Deni : “Ayolah, aku kan pengin kenal kamu lebih dalam.”(sambil menarik tangan Ira)
Ira : “Tapi aku kan nggak bawa helm.”
Deni : “Sudahlah, kita lewat jalan situ saja yang nggak ada pos polisinya. Lagipula kan ada aku. Ayo cepat naik.”
Ira : “Ya sudah kalau begitu.”

Di perjalanan….
Deni : “Sekarang kamu kelas berapa?”
Ira : “Kelas dua. Kamu?”
Deni : “Aku yang keren ini sudah kuliah di UGM jurusan kedokteran. Nah kamu ambil jurusan apa?”
Ira : “Ipa.”
Deni : “Rumahmu masih jauh?”
Ira : “Enggak kok, gang depan belok kiri.”
Deni : “Oke deh.”

Keesokan harinya di rumah Diana….
Diana : “Lin, kok kamu sendiri, mana Ira?”
Lina : “Nggak tahu tuh, dari tadi malam ku sms nggak di balas, ku telepon nggak diangkat.”
Diana : “Ya sudah nggak apa-apa. Nanti kita bahas itu di sekolahan, daripada kita telat dan nggak dapat bus.”
Lina : “Itu busnya sudah datang. Ayo cepat.”

Sesampainya di sekolah teman-teman sudah berkumpul dan Irapun sudah duduk manis di bangkunya.
Lina : “Untung kita nggak telat.”

Indra datang menabrak Lina dan Diana yang ada di depan pintu kelas dan langsung bernyanyi.
Lina & Diana : “Iin apaan sih?”
Diana : “Ayo kita meminta penjelasan ke Ira, kenapa dia nggak bareng kita?”
Lina : “Iya.”(sambil menuju bangku Ira)
Diana : “Hai Ira.”
Lina : “Hey, kenapa tadi pagi nggak kerumahku? Aku kan sudah nunggu. Terus ku sms gak dibalas, pasti gara-gara cowok nggak jelas kemarin.”
Ira : “Jangan panggil dia sembarangan, dia juga punya nama. Namanya Deni.”
Diana : “Siapa yang tahu, kita kemarin saja nggak kenalan, juga kamu cuekin.”
Lina : “Lagipula kita juga nggak tertarik dengan dia. Sudah sombong, penampilannya urakan lagi.”
Ira : “Jangan nilai orang dari penampilannya saja. Dia itu baik, kemarin saja sudah nganterin aku pulang nggak seperti kalian yang ninggalin aku.”
Diana : “Kamu itu baru kenal kok sudah mau diantar pulang? Lagian kamu lagi asyik ngobrol sama dia.”
Lina : “Iya Ir, bukannya kami mau meninggalkan kamu tetapi kamu yang lupa sama kami.

Ira belum sempat menjawab pertanyaan temannya, tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi. Tet….tet….tet….Mereka segera kembali ke tempat duduk masing-masing.
Indra : “Bangun….”
Guru : “Anak-anak kumpulkan tugas yang kemarin ibu berikan. Indra, kumpulkan buku tugas teman-teman kamu.”
Indra : “Iya Bu.”
Guru : “Hari ini kita mulai pelajaran bab baru yaitu Trigonometri. Buka buku kalian halaman 123. Identitas Trigonometri. Catat rumusnya ya?
- sin 2A = 2 sinA cosA
- cos 2A = cos2A – sin2A
- tg 2A = sin 2A / cos 2A atau bisa juga tg 2A= 2 tgA / 1-tg2A
Mengerti anak-anak? Ira, coba kamu ulangi lagi rumus sin 2A sama dengan…..
Ira : “Ehm….ehm….Gimana Lin?
Lina : “Sama dengan…..”
Guru : “Lina, nggak usah kasih tahu Ira. Biar dia mikir sendiri. Berarti dari tadi kamu tidak memperhatikan penjelasan ibu.”
Ira : “Iya….iya….maaf Bu.”
Guru : “Maaf….maaf….Sekarang perhatikan jawaban teman kamu. Diana, jelaskan ke teman kamu sin 2A sama dengan….”
Diana : “sin 2A = 2 sinA cosA”

Di tengah pelajaran Indra melemparkan kertas ke Ira dan menjahilinya.
Indra : “Weeeek………..”
Ira : “Iin, apaan sih?” ( sambil menggemgam handphone yang sejak tadi membuatnya tidak konsentrasi pada pelajaran karena membalas sms Deni)
Guru : “Indra….,Ira….apa yang kalian lakukan?” (seisi kelas seketika menjadi hening) “Kelas bukan tempat untuk mainan HP ataupun lempar-lemparan kertas, tapi untuk belajar.”
Ira : “Tadi Iin Bu yang mulai duluan.”
Indra : ”Salah sendiri kamu SMSan.”
Guru : “Sudah, sudah. Kalian nggak usah berantem lagi. Kalian berdua salah.”
Indra : “Kamu sih.”
Guru : “Kalian berdua maju ke depan. Kaki kanan diangkat, kedua tangan menjewer telinga.”
Ira : “Huft, gara-gara kamu sih.”
Indra : “Maaf deh.”
Guru : “Sudah kalian jangan berisik! Jangan menggaunggu konsentrasi teman lainnya yang sedang belajar.”
Ira & Indra : “Iya Bu.”

Bel pulang sekolah berbunyi. Deni sudah siap di depan gerbang sekolah menunggu Ira. Sejak saat itu Diana dan Lina berangkat dan pulang sekolah berdua tanpa Ira. Berhari-hari hubungan Ira dengan Diana dan Lina menjadi renggang dan tidak ada tegur sapa antara mereka.
Di rumah Ira sering melamun dan membayangkan Deni yang sangat dicintainya dan merupakan cinta pertamanya. Di kamar Ira….
Ira : “Deni itu ganteng banget ya? Cinta pertamaku begitu sempurna.”
Suatu hari sepulang sekolah, Ira menghampiri Deni yang sudah sejak tadi menunggunya.
Ira : “Hai Den. Sudah lama nunggu ya, Kita mau kemana hari ini?”
Deni : “Sudah, ayo cepat naik dulu. Aku akan mengajakmu ke tempat yang mungkin belum pernah kamu datangi.”
Ira : “Kemana sih, aku jadi penasaran?”
Deni : “Sudah, ayo. Tempatnya asyik banget kok.”

Tanpa diduga Indra mengikuti perjalanan Ira dan Deni. Sampai di suatu tempat rasa cemburu Indra sudah melampaui batas tetapi dia tidak bisa mengungkapkannya.
Sementara itu Ira dan Deni sampai di pantai.
Ira : “Ini tempat apaan sih?”
Deni : “Lihat, itu pantai kan bagus banget. Kamu pasti nggak pernah kesini. Padahal ini tempat kesukaanku. Ayo kita kesana.”
Ira : “Kesana mana Den?”
Deni : “Itu di bawah pohon kelapa, biar agak teduh. Suasananya di sini panas banget.”
Ira : “Ya sudah ayo.”

Setelah beberapa lama berteduh dan suasasa mulai asyik, Deni mulai memaksa Ira untuk minum minuman beralkohol yang dibawanya.
Deni : “Ayolah Ir, sedikit saja! Ini enak banget lho, pasti nanti kamu ketagihan.”
Ira : “Apaan itu? Enggak ah.”

Deni tetap memaksa sampai akhirnya Indra datang menjadi pahlawan bagi Ira.
Indra : “Eh….tunggu dulu, mau kamu apakan Ira?”
Deni : “Siapa kamu?”(sambil membawa botol dan masih dalam keadaan mabuk)
Indra : “Aku temannya Ira, Ira kamu menjauh.”(dan terjadilah perkelahian di antara mereka)
Ira : “Terimakasih In, ternyata kamu baik baik banget sama aku.”
Indra : “Santai aja, nggak usah dipikirin. Namanya juga pacar. Ups salah, maksudku temen. Tapi TTM juga enggak apa-apa, kalau kamu mau….”
Ira : “Ih….apaan sih Iin?”
Indra : “Tunggu sebentar ya? Cling….
Bantu ya? (dia melakukan sulap untuk merubah pedang menjadi bunga yang cantik) Cling”
Ira : “Ada apa?”
Indra : “Sebenarnya e….aku saying sama kamu sudah lama. Aku suka jailin kamu karena ingin mendapatkan perhatianmu. Maukah kamu menjadi pacarku?”(sambil menyodorkan bunga)
Ira : “Iin, maaf ya? Menurutku lebih baik kita sahabatan saja. Sahabat kan lebih abadi daripada pacar.”
Indra : “Ya sudah, nggak usah juga nggak apa-apa.”

Keesokan harinya di sekolah Deni ingin meminta maaf kepada Ira. Tetapi tiba-tiba ada seorang guru muda yang cantik melintas didepannya dan Denipun menggodanya.
Deni : “Hai cewek, kenalan donk?”
Guru : “Hai juga cowok ganteng. Aku Niky. Nama kamu siapa?”
Deni : “Aku Deni. Bolehkah kita kenal lebih jauh?”
Guru : “Boleh, ayo masuk. Anterin aku ambil tas dulu ya?”

Murid-murid yang mangetahui Bu Niky berjalan berdampingan dengan seorang cowok bersorak dan diantara mereka ada Indra, Ira, Lina dan Diana.
Lina : “Tuh, Ir lihat pangeran kamu! Kok jalan sama Bu Niky yang galak sih?”
Ira : “Aku sudah memutuskan hubungan dengan dia. Aku sudah tidak mau lagi kenal sama dia. Maafkan aku ya Lin, Id aku tidak mendengarkan kalian. Aku salah. Maafkan aku ya?”
Diana : “Iya Ira, sudahlah. Tidak ada yang salah dan benar. Kami juga salah tidak mengertikan kamu. Sekarang kita seperti dulu lagi ya? Kita bertiga jadi sahabat sampai tua.”
Lina : “Eits,,tunggu dulu. Ada satu lagi yang jadi sahabat kita. Iin…..”
Indra : “Iya Lin, ada apa?”
Lina : “Kamu mau nggak sahabatan sama kita?”
Indra : “Mau banget donk, apalagi sama Ira. Hehe…Cuma bercanda kok.”
Diana : “Chie..chie..Ira, putri mounteanya Ira.”
Ira : “Apaan sich Di kamu itu.Ehm..terus mau dikasih nama apa buat persahabatan kita ini,yang semoga saja abadi selamanya?”
Indra : “Ehm..apa ya?”(sambil membawa sapu lidi yang yang awalnya digunakan untuk piket)
Lina : “Bagaimana kalau Lidi saja?”(menunjuk sapu lidi yang dibawa Indra)
Diana : “Lho kok Lidi sich Lin?”
Ira : “Iya, apa nggak ada yang lain Lin?”
Lina : “Nggak ada. LIDI(Lina, Ira, Diana dan Indra). Bagaimana menurut kalian?”
Indra,Ira,dan Diana : “Setuju!”(jawab mereka bersamaan)

Merekapun bersahabat selamanya dan Bu Niky yang telah memiliki pasangan yaitu Deni kini berubah menjadi orang yang lebih penyabar berkat Deni. Begitu juga Deni yang berubah menjadi orang yang baik dan tidak mabuk-mabukan lagi berkat Bu Niky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar