Kamis, 19 November 2009

PENGACARA INDONESIA

Hotman Paris Hutapea


Pengacara yang sukses memang identik dengan kemewahan. Dalam hal ini, salah satu yang menjadi indikator adalah mobil mewah. Tidak sedikit pengacara sukses yang belakangan ini juga mengoleksi mobil mewah.

''Pengacara itu adalah bisnis jasa. Jadi kualitas dan penampilan itu identik,'' ungkap pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Menurut kolektor sepuluh mobil mewah tersebut, kesuksesan dan kualitas seorang pengacara sepantasnya dicerminkan melalui penampilan, termasuk penampilan yang bergonta-ganti mobil lux papan atas.

Ia mengatakan, penampilan seorang pengacara jangan sampai kalah dari kliennya. ''Klien saya itu bos-bos asing dan debitur-debitur kakap yang selalu menjaga penampilan. Jadi minimum sama dengan klien,'' ungkapnya.

Menurut Hotman, di mata para klien kelas kakap itu, kredibilitas seorang pengacara dilihat dari penampilannya. Oleh karena itu, katanya, penting bagi seorang pengacara untuk tampil 'wah' agar kredibilitas tidak jatuh dan tidak kalah dalam bisnis.

Jika kita tidak tampil seperti itu, kata Hotman, orang-orang barat itu akan semakin merendahkan kita. ''Jadi kalau memang you mampu ya lakukan, asal jangan norak,'' tukas pemilik berbagai merek mobil mewah dan mobil sport seperti Jaguar, Mercedes Benz, Range Rover, BMW Z3, dan Toyota Spyder ini.
Selain itu, kata Hotman, gaya hidup seperti ini juga menjadi sebuah kepuasan jiwa. ''Untuk apa kita cari duit banyak. Hidup itu cuma sekali,'' katanya.

Pengacara yang sehari-hari sering menggunakan Mercedes Benz E-24, E-260, jip Range Rover, serta sedan sport Toyota Spider ini mengatakan mulai mengoleksi mobil-mobil mewah sejak lima tahun lalu. Dalam hal mengoleksi mobil-mobil mahal tersebut, ia termasuk tipe orang yang 'mau tau beresnya saja'. ''Pokoknya rusak sedikit saya kasih supir sama bengkel. Mobil-mobil itu bukan saya yang mengurus, saya taunya tinggal pakai saja. Untuk mengurusnya saya kasih bengkel sama supir. Saya nggak ada waktu untuk mikirin itu,'' paparnya.

Ia mengatakan bahwa berbagai mobil mewah koleksinya itu dipesan dari luar negeri melalui importir umum (IU). Untuk urusan ini ia berhubungan dengan seorang pengusaha yang terkenal dengan bisnis mobil built-up-nya, Robby Cahyadi.

Sementara informasi mengenai mobil-mobil keluaran terbaru diperolehnya dari bermacam-macam majalah otomotif setiap bulannya. ''Kadang-kadang kalau ke luar negeri ada model baru, saya minta dipesankan (kepada IU),'' ungkap Hotman. N arp



Mulan Gaet Hotman Paris
KINI HUKUM PIDANA IKUT BICARA

Gantian Mulan memberi waktu ke Maia dan manajemen Ratu untuk menjawab permintaannya. Jika tidak, siap-siap Mulan sudah menyiapkan sejumlah tuduhan, yaitu penipuan, penggelapan dan pemalsuan. Ancaman hukumannya empat tahun.

Keinginan Raden Wulansari atau Mulan Kwok untuk mundur dari grup musik Ratu setelah gagal mendapatkan transparansi data yang diinginkannya, berbuntut panjang. Pernyataan manajemen Ratu yang memerintahkan Mulan untuk bertanggungjawab atas pengunduran dirinya itu dijawab Mulan dengan mengirimkan surat somasi, Kamis (8/2) silam.

"Saya akhirnya menunjuk pengacara top yang saya kagumi selama ini, yaitu Bang Hotman Paris. Walaupun honornya sangat mahal, tapi saya benar-benar berusaha berjuang untuk menuntut hak saya," ujar Mulan saat jumpa pers di kantor Hotman Paris, SH di kawasan Sudirman, Kamis (8/2) siang.

Somasi itu ditujukan ke rekan duetnya di Ratu, Maia Estianty, Vitalia Ramona yang menjadi mantan manajer Ratu, Dhani Ahmad Prasetyo serta manajemen Ratu.

Isi somasi, meminta pihak-pihak yang disomasi, dalam waktu 7x24 jam, memberikan informasi, data dan bukti-bukti keuangan, semua kopian kuitansi kontrak/perjanjian dengan pihak ketiga dan bukti transfer perbankan dari pihak ketiga, sejak Mulan bergabung di Ratu tanggal 28 Januari 2005 hingga somasi dikirim.

Surat bernomor 0047/88.01/HP&P itu juga menyebutkan bahwa Mulan menduga telah menerima honor jauh lebih kecil dari yang seharusnya menjadi haknya. "Kami ingin meminta angka-angkanya," ujar Hotman.

Kata Hotman, di dalam kontrak disebutkan Mulan mendapatkan honor dari prosentase nilai kontrak. Karena itu, Mulan berhak tahu berapa nilai kontraknya. Sebab, bila nilai kontrak yang diberitahukan pada Mulan semakin kecil, otomatis honor yang dia terima pun makin kecil.

"Orang biasa pun, tidak perlu ahli hukum, akan bertanya berapa nilai pokok kontrak. Sebab, haknya tergantung dari situ. Kalau ternyata honor yang diberikan pada Mulan tidak sesuai dengan nilai kontrak yang diterima, yang bersangkutan bisa dikenakan ancaman pasal 372 KUHP dengan ancaman penjara maksimal empat tahun," ucap Hotman.

Hotman menegaskan, pihaknya belum menuduh siapa pun dalam hal ini. Namun, bila somasi ini tidak diindahkan, Mulan akan membuat laporan ke polisi perihal dugaan penggelapan, penipuan dan pemalsuan. Selain itu, pihak Mulan juga akan mengajukan gugatan perdata atas dugaan perbuatan melawan hukum dan atau pelanggaran perjanjian kerjasama.

"Kalau sampai waktu yang kami berikan itu mereka tidak juga memberi apa yang kami minta, berarti ada yang salah. Ada sesuatu yang ditutupi. Tidak ada alasan missplaced atau salah tempat. Kalau pun kontraknya tidak ada, rekening bank bisa dibongkar oleh polisi, karena uang keluar-masuk melalui bank. Bila perlu, polisi bisa memanggil para pihak ketiga," tutur Hotman mantap.

Ditanya berapa kira-kira kerugian yang dideritanya, Mulan menolak menjawab. "Rahasia," ujarnya sambil tersenyum. Hotman menambahkan, saat ini belum waktunya bicara soal angka. Ada atau tidaknya kerugian materi tergantung dari bukti-bukti yang nanti diterimanya.

"Sekarang kami minta hak Mulan dulu. Kalau memang tidak ada yang ditutupi, kan tinggal diberikan. Kalau memang diberikan dan ternyata puas, nanti saya traktir makan siang dan langsung salaman. Ya kan?" seloroh Hotman dan dijawab anggukan kepala Mulan.

Mulan sendiri mengaku tidak memiliki semua salinan surat kontrak. Hanya sebagian yang dimilikinya dan dikumpulkan sebagai barang bukti. "Yang jelas, besar nilai kontrak sangat mempengaruhi besar honornya. Dan Mulan tidak akan menyewa pengacara mahal kalau tidak punya kecurigaan," tutur Hotman.

Berlibur ke Bali
Kesadaran Mulan tentang honornya muncul setelah Dhani ikut duduk di manajemen Ratu. Mulan patut curiga karena selisih honornya sangat signifikan. Dibandingkan masih dimanajeri Vita, honor Mulan semasa Dhani naik hampir 50%. Untuk itulah Dhani ikut disomasi.

"Kami tidak bilang Dhani salah. Kami juga menyomasi Dhani karena siapa tahu dia yang sekarang menyimpan semua data. Baru setelah meminta data, kami akan mengambil langkah berikutnya, apakah akan memailitkan, menggugat, berdamai, berlibur bersama ke Bali atau makan siang bersama," canda Hotman lagi.

Bila nanti ternyata terbukti terjadi kekurangan honor untuk Mulan, baru pihaknya akan menuntut secara pidana dan perdata. "Kami akan meminta agar kekurangan honor itu dikembalikan ke Mulan. Secara perdata, kami akan meminta ganti rugi," ujar

Ditanya komentarnya soal pernyataan pihak manajemen yang menyatakan Mulan menyalahi kontrak, Hotman dengan tegas membantah. "Justru dia telah mengikuti aturan kontrak, tapi haknya dilanggar sejak dulu," tuturnya. Mulan menuturkan, upaya untuk meminta kejelasan data kontrak dengan pihak ketiga ini sudah dilakukannya sejak 16 Desember 2006. Tapi tak dipenuhi.

Ismayasari, kakak sekaligus personal manager Mulan berpendapat, kasus yang dihadapi Mulan sekarang membuat adiknya itu harus belajar untuk bekerja secara profesional. Soal pergulatan batin yang dihadapi Mulan, Ismayasari mengatakan wajar dirasakan Mulan. "Tapi sebuah perolehan yang diharapkan besar, membutuhkan pengorbanan yang besar," kata Ismayasari.

Sebetulnya, Mulan ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun, karena manajemen Ratu terlebih dahulu menggunakan jasa pengacara, "Otomatis Mulan juga harus menempuh jalur hukum," lanjut Ismayasari.

Pembagian Honor Vita
Kuasa hukum Maia dan juga manajemen Ratu membantah tidak kooperatif terhadap permintaan transparansi yang diajukan Mulan. Menurut Sheila A Salomo SH, manajemen Ratu telah berjanji akan memperlihatkan data-data itu ke Mulan. Tapi dengan syarat Mulan tidak membeberkannya ke publik. Karena data itu juga menyangkut honor pekerja yang lain. "Untuk itu, Mbak Maia meminta persetujuannya secara tertulis. Mulan pun setuju. Tapi surat itu tak pernah dibuat," kata wanita dari kantor pengacara Hotma Sitompoel ini.

Selain itu, manajemen Ratu juga memberitahukan ke Mulan tentang permintaannya yang tidak bisa dipenuhi. Karena terkait dengan dokumen yang hilang. Maia sendiri, kata Sheila, juga bingung mengapa kehilangan itu bisa terjadi. "Tapi sebagai artis dia kan lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya, bukan pada administrasi," sebut Sheila.

Manajemen Ratu pun sebetulnya sudah berusaha menyelesaikan permintaan secara baik-baik. Namun sayangnya Mulan terkesan terburu-buru dan gampang sekali membeberkan persoalannya ke media massa.
Kata Sheila, selisih honor yang diperoleh Mulan, merupakan pembagian dari honor yang seharusnya diterima Vita yang sudah mundur sebagai manajer Ratu. "Jadi fee yang sebelumnya untuk Vita, dibagikan pada personel grup Ratu. Sehingga honor Mulan jadi lebih besar," ungkap Sheila.

Tentang solusi yang dilayangkan, pihaknya, kata Sheila, sedang mempelajari. "Somasi itu biasa dalam dunia hukum, bukan berarti menabuh genderang perang. Kami sedang mempelajari semua data, apa saja permintaan mereka," ucap Sheila. Hanya saja ia menyayangkan cara Hotman yang secara demonstratif menantang Hotma.

Hotman & Hotma Pun Bertarung Lagi
Lagi-lagi, Hotman Paris berhadapan dengan Hotma Sitompoel. Kedua pengacara kondang ini pernah saling menyerang secara pribadi dalam kasus pembunuhan Naek Gonggom yang melibatkan artis Lidya Pratiwi. Dalam kasus Maia versus Mulan ini belum apa-apa Hotman sudah menantang Hotma. "Pokoknya Mulan akan saya bela. Saya yang berhadapan dengan Hotma Sitompul kapan dan di mana pun," tandas Hotman di depan para wartawan infotainmen.

Bahkan bila perlu, kata pengacara berambut gondrong ini, ia rela berdebat dengan Hotma di depan waratawan. "Mungkin beliau sangat sibuk. Karena dia harus mengurus macam-macam," tuturnya lantang. Menurut Hotman, masalah ini sebenarnya cukup mudah diselesaikan. "Posisi hukum klien kami sangat kuat," ujar Hotman.

"Mudah-mudahan Hotma Sitompul cepat keluar dan berhadapan dengan saya. Itu yang saya inginkan," imbuhnya. Hotman membantah sengaja menjadi pengacara Mulan agar bisa berhadapan dengan Hotma. Justru paman Mulan yang merupakan temannya, yang mencari-cari Hotman untuk dimintai jasanya.

Ditanya soal tantangan Hotman, Hotma menjawab dengan lebih kalem. "Saya malas menanggapi pernyataan seperti itu. Lebih baik menanggapi pernyataan-pernyataan yang pintar saja. Dia sengaja berhadapan dengan saya atau tidak dalam kasus ini, no comment deh," kata Hotma.

Yah, kalau berlanjut, kasus ini nampaknya tak hanya jadi laga perseteruan Maia vs Mulan, tapi juga Hotma vs Hotman.

Sumber:1. http://www.republika.co.id
2. http://www.tabloidnova.com

PEMILU ORLA ORBA REFORMASI

PERBANDINGAN PELAKSANAAN PEMILU ORDE LAMA, ORDE BARU DAN REFORMASI


I.PENGERTIAN PEMILU

Dari berbagai sudut pandang, banyak pengertian mengenai pemilihan umum. Tetapi intinya adalah pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan asas kedaulatan di tangan rakyat sehingga pada akhirnya akan tercipta suatu hubungan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan, ini adalah inti kehidupan demokrasi.
Pemilu dapat dipahami juga sebagai berikut:
1. Dalam undang-undang nomor 3 tahun 1999 tentang pemilihan umum dalam bagian menimbang butir a sampai c disebutkan:
a. Bahwa berdasarkan undang-undang dasar 1945, negara republik indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat;
b. Bahwa pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka keikutsertaan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara
c. Bahwa pemilihan umum umum bukan hanya bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam lembaga Permusyawaratan/Perwakilan, melainkan juga merupakan suatu sarana untuk mewujudkan penmyusunan tata kehidupan Negara yang dijiwai semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian juga dalam bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa: "pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undangn 1945.
PemilihanUmum, selanjutnyadisebutPemilu, adalahsaranapelaksanaankedaulatanrakyatyang dilaksanakansecaralangsung, umum, bebas, rahasia, jujur, danadildalamNegara KesatuanRepublikIndonesia berdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasarNegara RepublikIndonesia Tahun1945.

AsasPemilu: Pemiludilaksanakansecaraefektifdanefisienberdasarkanasaslangsung, umum, bebas, rahasia, jujur, danadil.


II. SISTEM PEMILU
A. Sistem perwakilan distrik (single member constituency)

Sistem distrik merupakan sistem pemilu yang paling tua dan didasarkan pada persatuan geografis, dimana satu kesatuan geografis mempunyai satu wakil di parlemen.

Kelemahan:
􀂄Kurangmemperhatikanpartaikecil/minoritas
􀂄Kurangrepresentatifkarenacalonyang kalahkehilangansuarapendukungnya

Kebaikan
􀂄Calonyang dipilihdikenalbaikkarenabatasdistrik
􀂄Mendorongkearahintegrasiparpol, karenahanyamemperebutkansatuwakil
􀂄Sederhanadanmudahdilaksanakan
􀂄Berkurangnyaparpolmemudahkanpemerintahanyang lebihstabil(integrasi)

B.Sistem Proporsional

Sistem Proporsional adalah seluruh wilayah merupakan satu kesatuan. Jadi seperti partai kecil yang memiliki suara di Papua, Kalimantan, dan lain-lain, bisa dijumlahkan, sehingga Sistem Proporsional memungkinkan partai-partai kecil berkiprah di parlemen. Jika mereka kalah di wilayah pemilihan tertentu, partai-partai kecil tidak otomatis gugur, karena masih ada akumulasi suara sisa yang memungkinkan mereka memperoleh kursi di DPR.
Jumlah kursi yang diperolehsesuaidenganjumlahsuara yang diperoleh
􀂄Wilayahnegaradibagi-bagikedalamdaerah-daerahtetapibatas-batasnyalebihbesardaripadabatassistemdistrik
􀂄Kelebihansuaradarijatahsatukursibisadikompensasikandengankelebihandaerahlain
􀂄Terkadang, dikombinasikandengansistemdaftar(list system), dimanadaftarcalondisusunberdasarkanperingkat

Kelemahan
􀂄Mempermudahfragmentasidantimbulnyapartai-partaibaru
􀂄Wakillebihterikatdanloyal denganpartaidaripadarakyatataudaerahyang diwakilinya
􀂄Banyaknyapartaibisamempersulitterbentuknyapemerintahstabil

Kelebihan

􀂄Setiapsuaradihitung, danyang kalahsuaranyadikompensasikan, sehinggatidakadasuarayang hilang

C.sistem gabungan
Sistem Gabungan merupakan sistem yang menggabungkan sistem distrik dengan proporsional sistem ini membagi wilayah negara dalam berbagai daerah pemilihan.sisa suara pemilih tidak hilang melainkan diperhitungangkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi, sistem ini disebut juga sistem proposional berdasarkan stelsel dasar.
III. PEMILU ORDE LAMA
Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai dengan hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai dengan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Menjelang Pemilihan Umum 1955 yang berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah parpol meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat peserta perorangan.
Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem kepartaian Indonesia dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13 Tahun 1960 yang mengatur tentang pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai. Kemudian pada tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai yang mendapat pengakuan dari pemerintah, antara lain adalah sebagai berikut: PNI, NU, PKI, PSII, PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA dan PARTINDO. Namun, setahun sebelumnya pada tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan Masyumi dibubarkan.
Dengan berkurangnya jumlah parpol dari 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal ini tidak berarti bahwa konflik ideologi dalam masyarakat umum dan dalam kehidupan politik dapat terkurangi. Untuk mengatasi hal ini maka diselenggarakan pertemuan parpol di Bogor pada tanggal 12 Desember 1964 yang menghasilkan "Deklarasi Bogor."



Tokoh partai PNI
• Dr. Tjipto Mangunkusumo
• Mr. Sartono
• Mr Iskaq Tjokrohadisuryo
• Mr Sunaryo
• Soekarno
• Moh. Hatta
• Gatot Mangkuprojo
• Soepriadinata
• Maskun Sumadiredja
• Amir Sjarifuddin
• Wilopo
• Ali Sastroamidjojo
• Djuanda Kartawidjaja
• Mohammad Isnaeni
• Supeni
• Sanusi Hardjadinata
• Sukmawati Soekarno
• Agus Supartono Supeni
Tokoh Partai Masyumi

• KH Hasyim Asy'arie
• KH Wahid Hasjim,
• Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka),
• Muhammad Natsir,
• Syafrudin Prawiranegara,
• Mr. Mohammad Roem,
• KH. Dr. Isa Anshari,
• Kasman Singodimedjo,
• Dr. Anwar Harjono,
Tokoh Partai NU

1. Syeikh Nawawi al-Bantani
2. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
3. Syeikh Sulaiman ar-Rasuli al-Minangkabawi
4. Syeikh Ahmad Khatib Sambas
5. Syeikhona Kholil Bangkalan
6. Kyai Abdullah Termas
7. KH. Hasyim As'ari
8. KH. Wahab Hasbullah
9. KH. Bisri Syamsuri
10. KH. Wahid Hasyim
11. KH. Ahmad Siddiq
12. KH. As'ad Syamsul Arifin
13. KH Saifuddin Zuhri
14. KH. Maksum Ali
15. KH. Zainul Arifin
16. KH TURAICHAN KUDUS
17. KH Agus Maksum Jauhari
18. KH. Bisri Mustafa
19. KH. Asnawi Kudus
20. KH. Abbas Djamil Buntet
Tokoh partai PKI
Mr. Amir Syarifuddin, Maruto Darusma, Tan Ling Djie, Abdulmajid ,Muso,dan Setiadjit

Pemilu 1955
Hasil penghitungan suara dalam Pemilu 1955 menunjukkan bahwa Masyumi
mendapatkan suara yang signifikan dalam percaturan politik pada masa itu. Masyumi
menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari 15 daerah pemilihan, termasuk Jakarta Raya, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara Selatan, dan Maluku. Namun, di Jawa Tengah, Masyumi
hanya mampu meraup sepertiga dari suara yang diperoleh PNI, dan di Jawa Timur setengahnya. Kondisi ini menyebabkan hegemoni penguasaan Masyumi
secara nasional tak terjadi.
Berikut hasil Pemilu 1955:
1. Partai Nasional Indonesia (PNI) - 8,4 juta suara (22,3%)
2. Masyumi - 7,9 juta suara (20,9%)
3. Nahdlatul Ulama - 6,9 juta suara (18,4%)
4. Partai Komunis Indonesia (PKI) - 6,1 juta suara (16%)
Orde Baru
Orde Baru dikukuhkan dalam sebuah sidang MPRS yang berlangsung pada Juni-Juli 1966. diantara ketetapan yang dihasilkan sidang tersebut adalah mengukuhkan Supersemar dan melarang PKI berikut ideologinya tubuh dan berkembang di Indonesia. Menyusul PKI sebagai partai terlarang, setiap orang yang pernah terlibat dalam aktivitas PKI ditahan. Sebagian diadili dan dieksekusi, sebagian besar lainnya diasingkan ke pulau Buru.[8] Pada masa Orde Baru pula pemerintahan menekankan stabilitas nasional dalam program politiknya dan untuk mencapai stabilitas nasional terlebih dahulu diawali dengan apa yang disebut dengan konsensus nasional. Ada dua macam konsensus nasional, yaitu :
1. Pertama berwujud kebulatan tekad pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Konsensus pertama ini disebut juga dengan konsensus utama.
2. Sedangkan konsensus kedua adalah konsensus mengenai cara-cara melaksanakan konsensus utama. Artinya, konsensus kedua lahir sebagai lanjutan dari konsensus utama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Konsensus kedua lahir antara pemerintah dan partai-partai politik dan masyarakat.

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru
• perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
• sukses transmigrasi
• sukses KB
• sukses memerangi buta huruf
• sukses swasembada pangan
• pengangguran minimum
• sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
• sukses Gerakan Wajib Belajar
• sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
• sukses keamanan dalam negeri
• Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
• sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
• semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
• pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
• munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
• kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
• bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
• kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
• kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel
• penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius" (petrus)
• tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
Pasca-Orde Baru
Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi".Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".
Pemilu di Masa Reformasi

Berakhirnya rezim Orde Baru, telah membuka peluang guna menata kehidupan demokrasi. Reformasi politik, ekonomi dan hukum merupakan agenda yang tidak bisa ditunda. Demokrasi menuntut lebih dari sekedar pemilu. Demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur politik dan kelembagaan demokrasi yang sehat. Namun nampaknya tuntutan reformasi politik, telah menempatkan pelaksanan pemilu menjadi agenda pertama.

Pemilu pertama di masa reformasi hampir sama dengan pemilu pertama tahun 1955 diwarnai dengan kejutan dan keprihatinan. Pertama, kegagalan partai-partai Islam meraih suara siginifikan. Kedua, menurunnya perolehan suara Golkar. Ketiga, kenaikan perolehan suara PDI P. Keempat, kegagalan PAN, yang dianggap paling reformis, ternyata hanya menduduki urutan kelima. Kekalahan PAN, mengingatkan pada kekalahan yang dialami Partai Sosialis, pada pemilu 1955, diprediksi akan memperoleh suara signifikan namun lain nyatanya.

Walaupun pengesahan hasil Pemilu 1999 sempat tertunda, secara umum proses pemilu multi partai pertama di era reformasi jauh lebih Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber) serta adil dan jujur dibanding masa Orde Baru. Hampir tidak ada indikator siginifikan yang menunjukkan bahwa rakyat menolak hasil pemilu yang berlangsung dengan aman. Realitas ini menunjukkan, bahwa yang tidak mau menerima kekalahan, hanyalah mereka yang tidak siap berdemokrasi, dan ini hanya diungkapkan oleh sebagian elite politik, bukan rakyat.

Pemilu 2004, merupakan pemilu kedua dengan dua agenda, pertama memilih anggota legislatif dan kedua memilih presiden. Untuk agenda pertama terjadi kejutan, yakni naiknya kembali suara Golkar, turunan perolehan suara PDI-P, tidak beranjaknya perolehan yang signifikan partai Islam dan munculnya Partai Demokrat yang melewati PAN. Dalam pemilihan presiden yang diikuti lima kandidat (Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarno Putri, Wiranto, Amin Rais dan Hamzah Haz), berlangsung dalam dua putaran, telah menempatkan pasangan SBY dan JK, dengan meraih 60,95 persen.

jihan240893.multiply.multiplycontent.com


Perbandingan Politik Orde Lama dengan Politik Orde Baru
April 10, 2008 oleh ahmadsidqi
Selama hampir 57 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan pada panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi, setting, aktor, maupun cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe. Karena kekhasannya tersebut maka kepada setiap pentas sejarah yang terjadi dilekatkan suatu atribut demarkatif, seperti ORDE LAMA, ORDE BARU dan kini ORDE REFORMASI.
Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan pemikiran yang bersifat apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde merefleksikan tatanan perpolitikan dan ketatanegaraan yang sama sekali berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada ikatan historis sama sekali
Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah diyakini sebagai sebuah panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian juga setelah Orde Reformasi pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan lainnya dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak sama.
Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah memberikan landasan kebangsaan bagi perkembangan bangsa Indonesia. Sementara itu Orde Baru telah banyak memberikan pertumbuhan wacana normatif bagi pemantapan ideologi nasional, terutama melalui konvergensi nilai-nilai sosial-budaya (Madjid,1998) Orde Reformasi sendiri walaupun dapat dikatakan masih dalam proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu tekad yang berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui upaya penegakan supremasi hukum dan HAM. Nilai-nilai tersebut akan terus di Justifikasi dan diadaptasikan dengan dinamika yang terjadi.
Dalam arti ini, apa yang disuarakan Soekarno tentang ‘negara kebangsaan’ di tahun 1945 tidak berbeda jauh dengan konsep ‘pembangunan bangsa’ yang digelorakan orde baru hingga (orde) reformasi sekarang ini. Karena itu benar bahwa pembangunan yang digiatkan dalam orde reformasi dan selama orde baru merupakan mata rantai dari perjuangan menuju pintu gerbang kemerdekaan yang digelorakan Soekarno ketika bersama para pemuda menyatakan kemerdekaan bangsa ini. Perjuangan menuju pintu gerbang ini bertali temali dengan landasan persatuan yang ditonggaki Budi Utomo. Seterusnya semangat Budi Utomo ini ditiupi oleh nafas yang ada dalam dada para pahlawan yang menentang penjajah.
Masing-masing era, kurun waktu, orde, karena itu, tidak terlepas satu sama lain dan saling mengeksklusifkan. Setiap orde, kurun, waktu, masa itu kerap diterima sebagai babak baru yang lahir sebagai reaksi sekaligus koreksi terhadap orde sebelumnya. Semangat Budi Utomo digelorakan kembali oleh Soekarno melalui proklamasi kemerdekaan dan orde lama. Berjalan di luar rel, orde lama kemudian diganti dengan orde baru. Kendati banyak ketimpangan, harus diakui bahwa orde lama merupakan anak zaman pada masanya.
Tesis politik yang dicetuskan orde baru di awal kelahirannya sangat jelas, yakni demokratisasi politik di samping perbaikan ekonomi. Tesis inilah yang meromantisasikan perlawanan sosial menentang sistem politik yang tidak demokratis dan sistem ekonomi yang hancur-hancuran di zaman orde lama. Gilang gemilang hasil pembangunan orde baru memang sungguh menakjubkan. Masyarakat di bawah orde baru telah berkembang sangat pesat. Namun harus diterima bahwa perkembangan itu adalah perkembangan elitis dalam sistem politik yang tunggal dan monolitik. Pilihan model pembangunan yang bercorak teknokratis yang secara sengaja memperlemah kekuatan politik non negara untuk menghindari bargaining politik kemudian melahirkan begitu banyak ketimpangan dalam orde baru. Karena itulah ketika desakan arus bawah semakin kuat dan dengan didorong hasrat mau maju, orde baru kemudian ditentang. Orde yang berjalan lebih dari tiga dasawarsa ini kemudian tumbang dan lahirlah orde yang lebih lazim disebut sebagai (orde) reformasi.

http://ahmadsidqi.wordpress.com